1. Mekanisme Proses Pemotongan dengan Pahat
Mekanisme
proses pemotongan logam membutuhkan parameter yang melibatkan kondisi
pemotongan dan geometri serta kemampuan pahat potong. Semakin besar kecepatan
potong semakin besar pula konsumsi tenaga mesinnya. Penampang serpihan dalam
proses pemotongan besarnya tergantung kepada gerak makan (mm/put) atau
dalam/tebalnya kedalaman potong (mm). Dalam proses pemesinan, untuk mencapai
kondisi pemotongan yang optimal dan stabil sangat perlu diperhatikan adanya
kombinasi besaran laju pemotongan, gerak makan, dan kedalaman pemotongan yang
sangat erat kaitannya terhadap umur pahat serta kualitas permukaan bahan.
Prinsip pemotongan logam dapat defenisikan
sebagai sebuah aksi dari sebuah alat potong yang dikontakkan dengan sebuah
benda kerja untuk membuang permukaan benda kerja tersebut dalam bentuk geram.
Salah satu proses pemesinan pada pemotongan logam adalah proses bubut.
2. Sifat-sifat Kemudahan untuk dipotong
Ada tiga parameter
utama yang berpengaruh untuk mempermudah kondisi pemotongan yaitu, peningkatan
panas, keausan, dan integritas permukaan benda kerja yang dihasilkan. Ketiga
parameter itu adalah laju pemotongan (v), gerak makan (f), dan
kedalaman potong (a). Laju pemotongan adalah kecepatan keliling benda
kerja dengan satuan (m/min), laju pemakanan adalah perpindahan atau jarak
tempuh pahat tiap satu putaran benda kerja dengan satuan (mm/put), kedalaman
potong adalah tebal material terbuang pada arah radial dengan satuan (mm)
3. Material Pahat yang Baik
Kemampuan ketangguhan
pahat terhadap benda kerja merukan prinsip dasar pemesinan. Banyak perkembangan
pada bahan pahat guna meningkatkan kemampuan kinerja mesin dimana geometri dan
bahan pahat merupakan hal yang perlu dipertimbangkan. Syarat bahan pahat yang
harus dipenuhi mencakup:
·
.Kekerasan terutama pengerasan karena
panas, dengan tujuan untuk menjaga suhu pemotongan dan mencegah perubahan
bentuk plastik (Plastic Deformation).
·
Ketangguhan/keuletannya harus dapat
menahan beban kejut sewaktu pemesinan.
·
Rendah sifat adhesi terhadap benda kerja
untuk mencegah BUE (Built Up Edge).
·
Rendah penyerapan (solubility) pahat
terhadap unsur benda kerja untuk mencegah aus pahat.
·
Tahan aus untuk mendapatkan umur pahat
yang panjang.
·
Kemampuan kesetimbangan secara kimia
terhadap pengaruh benda kerja.
Pada manufaktur dikenal
jenis pahat yang tersedia adalah baja karbon, HSS, paduan kobalt cor, karbida,
keramik,CBN(Cubic Boron Nitride)dan
intan.
Membubut
Ulir Segi Empat
1. Langkah-langkah membubut ulir segi empat
·
Langkah pertama adalah menyiapkan benda
kerja yang akan diulir, misalnya seperti astal dll. Pasangkan benda kerja pada
cekam bubut, atur posisi sampai se senter mungkin. Gunakan kepala lepas untuk
mengatur benda kerja sampai senter.
·
Langkah kedua yaitu menyiapkan pahat
bubut ulir. Ada 2 tipe bentuk pahat ulir, untuk ulir luar dan ulir dalam, pada
umumnya pahat yang sering digunakan untuk pembuatan ulir adalah pahat tipe HSS,
adapula yang terbuat dari karbida. Asah pahat sesuai ulir yag akan dikerjakan,
60° untuk ulir metris dan 55° untuk ulir withwhort. Tapi karena ulir yang
dikerjakan segi empat jadi pengasahan pahatnya menggunakan mal penyetel pahat
agar lebuh akurat.
·
Setelah pahat dipilih, dilanjutkan
dengan seting pahat. Hal ini dilakukan untuk mengecek ujung pahat dengan sumbu.
Pastikan ujung pahat tegak lurus dengan sumbu benda kerja supaya diperoleh ulir
yang simetris.
·
Tentukan posisi roda gigi sesuai dengan
ulir yang akan dibuat. Perhatikan tabel pada mesin bubut. Sesuaikan
perbandingan roda gigi yang dicantumkan pada tabel dengan ulir yang akan
dikerjakan. Bila belum sesuai, buka gear box dan ganti ukuran perbandingan roda
gigi sesuai dengan tabel yang tertera. Untuk kecepatan putaran spindel biasanya
setengah dari kecepatan pemakanan bubut rata.
2.1
Gambar tabel suaian ulir dan roda gigi mesin bubut
·
Setelah perbandingan roda gigi sesuai,
hal yang harus dilakukan adalah menseting handle-handle pengendali otomatis
untuk membuat ulir. Caranya sama dengan seting roda gigi di atas, yaitu
menyesuaikan ukuran ulir yang akan dibuat dengan tabel yang teretera pada tabel tersebut.
·
Lakukan proses pembubutan ulir dengan
cara yang benar. Setel eretan melintang dan tandai berapa ukuranya saat awal
pahat menyentuh benda kerja. Lakukan pemakanan pahat dengan ukuran 0,1.
Kerjakan sedikit demi sedikit untuk hasil yang baik sampai ukuran yang
dikehendaki.
·
Saat melaksanakan proses pembubutan
jangan lupakan k3. Gunakan semua pakaian pelindung yang dianjurkan untuk
kegiatan membubut. Pelajari dengan seksama teori-teori tentang membubut.
Pastikan saat membubut kondisi badan fit, teori sudah matang, dan konsentrasi
fokus pada pekerjaan.
2. Bila prosedur di atas sudah dilakukan dengan
benar, handle-handle otomatis dan ukuran perbandingan roda gigi sudah sesuai
dengan tabel. Maka tinggal mengatur tuas prosneling untuk kecepatan putaran
spindel. Parameter pemesinan untuk proses bubut ulir berbeda dengan bubut rata. Hal tersebut
terjadi karena pada proses pembuatan ulir harga gerak makan (f ) adalah kisar
(pitch) ulir tersebut, sehingga putaran spindel tidak terlalu tinggi (secara
kasar sekitar setengah dari putaran spindel untuk proses bubut rata).
Perbandingan harga kecepatan potong untuk proses bubut rata (stright turning)
dan proses bubut ulit (threading) dapat dilihat pada tabel mesin bubut
tersebut.
Tabel Kecepatan Potong Proses Bubut Rata dan Proses Bubut
Ulir untuk Pahat HSS
MATERIAL
STRAIGHT TURNING SPEED THREADING SPEED
FEET PER METERS PER FEET PER METERS PER
MINUTE MINUTE MINUTE MINUTE
LOW CARBON STEEL 80–100 24.4–30.5 35–40 10.7–12.2
MEDIUM CARBON STEEL 60–80 18.3–24.4 25–30 4.6–6.1
HIGH CARBON STEEL 35–40 10.7–12.2 15–20 4.6–6.1
STAINLESS STEEL 40–50 12.2–15.2 15–20 4.6–6.1
ALUMINUM AND 200–300 61.0–91.4 50–60 15.2–18.3
ITS ALLOYS
ORDINARY BRASS 100–200 30.5–61.0 40–50 12.2–15.2
AND BRONZE
HIGH TENSILE BRONZE 40–60 12.2–18.3 20–25 6.1–7.6
CAST IRON 50–80 15.2–24.4 20–25 6.1–7.6
COPPER 80–80 18.3–24.4 20–25 6.1–7.6
STRAIGHT TURNING SPEED THREADING SPEED
FEET PER METERS PER FEET PER METERS PER
MINUTE MINUTE MINUTE MINUTE
LOW CARBON STEEL 80–100 24.4–30.5 35–40 10.7–12.2
MEDIUM CARBON STEEL 60–80 18.3–24.4 25–30 4.6–6.1
HIGH CARBON STEEL 35–40 10.7–12.2 15–20 4.6–6.1
STAINLESS STEEL 40–50 12.2–15.2 15–20 4.6–6.1
ALUMINUM AND 200–300 61.0–91.4 50–60 15.2–18.3
ITS ALLOYS
ORDINARY BRASS 100–200 30.5–61.0 40–50 12.2–15.2
AND BRONZE
HIGH TENSILE BRONZE 40–60 12.2–18.3 20–25 6.1–7.6
CAST IRON 50–80 15.2–24.4 20–25 6.1–7.6
COPPER 80–80 18.3–24.4 20–25 6.1–7.6
3. Contoh gambar kerja bentuk ulir segi empat
4. Macam-macam teknik membubut ulir. Ada beberapa
cara yang boisa digunakan untuk membuat ulir segi empat dengan mesin bubut
yaitu:
Ø Metode
zig zag
Penjelasan
cara ini adalah dengan menggeser eretan atas ke kanan dan ke kiri selama
penyayatan. Metode ini butuh keahlian memainkan eretan melintang dan eretan
atas. Eretan melintang berfungsi untuk menyayat kedalaman ulir. Dan eretan atas
ini difungsikan untuk memperlebar ukuran ulir. Prosesnya simpel saja, pertama
posisikan eretan melintang memakan benda kerja dengan kedalaman ulir 0.1mm.
Bila sudah mencapai batas panjang ulir, tarik eretan melintang dan posisikan
seperti awal pemakanan tadi. Posisikan eretan melintang memakan dengan
kedalaman 0.1 seperti diawal, dan majukan eretan atas sehingga memperlebar
ukuran ulir dengan memakan sebelah kiri dari pemakanan awal tadi. Setelah itu
posisikan kembali eretan melintang seperti langkah awal, untuk eretan atas
dimundurkan 2 kali jarak majunya tadi agar memakan sebelah kanan dari jalur
pemakanan awal. Ulangi langkah-langkah tersebut dengan menambah kedalaman
penyayatan sampai sesuai dengan ulir yang dikehendaki.
Ø Memiringkan
eretan atas ½ dari sudut kisar ulir
Supaya
dihasilkan ulir yang halus permukaannya perlu dihindari kedalaman potong yang
relatif besar. Walaupun kedalaman ulir kecil proses penyayatan tidak dilakukan
sekali potong, biasanya dilakukan penyayatan antara 5 sampai 10 kali penyayatan
ditambah sekitar 3 kali penyayatan kosong (penyayatan pada diameter terdalam).
Agar diperoleh hasil yang presisi dengan proses yang tidak membahayakan
operator mesin, maka sebaiknya pahat hanya menyayat pada satu sisi saja (sisi
potong pahat sebelah kiri untuk ulir kanan, atau sisi potong pahat sebelah
kanan untuk ulir kiri). Proses tersebut dilakukan dengan cara memiringkan
eretan atas dengan sudut 29° untuk ulir metris. Untuk ulir acme dan ulir cacing
dengan sudut 29°, eretan atas dimiringkan 14,5°. Proses penambahan kedalaman
potong (dept of cut) dilakukan oleh eretan atas. Langkah-langkahnya seperti
berikut:
1) Memajukan
pahat pada diameter luar ulir.
2) Setting ukuran pada handle ukuran eretan atas menjadi 0 mm.
3) Tarik pahat ke luar benda kerja, sehingga pahat di luar benda kerja dengan jarak bebas sekitar 10 mm di sebelah kanan benda kerja.
4) Atur pengatur kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handle gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir.
5) Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.
6) Putar spindel mesin (kecepatan potong mengacu Tabel) sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar.
7) Periksa kisar ulir yang dibuat dengan menggunakan kaliber
ulir (screw pitch gage). Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau kisar belum sesuai periksa posisi handle pengatur kisar pada mesin bubut.
8) Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan, hentikan setelah posisi pahat di depan benda kerja (Gerakan seperti gerakan pahat untuk membuat poros lurus).
9) Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan atas.
10) Langkah dilanjutkan seperti No. 7) sampai kedalaman ulir maksimal tercapai.
11) Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang-ulang agar beram yang tersisa terpotong semuanya.
12) Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh dicek ukuranya (diameter mayor, kisar, diameter minor, dan sudut ulir).
2) Setting ukuran pada handle ukuran eretan atas menjadi 0 mm.
3) Tarik pahat ke luar benda kerja, sehingga pahat di luar benda kerja dengan jarak bebas sekitar 10 mm di sebelah kanan benda kerja.
4) Atur pengatur kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handle gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir.
5) Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.
6) Putar spindel mesin (kecepatan potong mengacu Tabel) sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar.
7) Periksa kisar ulir yang dibuat dengan menggunakan kaliber
ulir (screw pitch gage). Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau kisar belum sesuai periksa posisi handle pengatur kisar pada mesin bubut.
8) Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan, hentikan setelah posisi pahat di depan benda kerja (Gerakan seperti gerakan pahat untuk membuat poros lurus).
9) Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan atas.
10) Langkah dilanjutkan seperti No. 7) sampai kedalaman ulir maksimal tercapai.
11) Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang-ulang agar beram yang tersisa terpotong semuanya.
12) Setelah selesai proses pembuatan ulir, hasil yang diperoleh dicek ukuranya (diameter mayor, kisar, diameter minor, dan sudut ulir).
Ø Metode lurus
Cara ini hanya menggunakan eretan
melintang saja. Langkah penyayatanya sama saja, hanya saja yang dioperasikan 1
eretan yaitu eretan melintang. Jadi hanya menambah kedalaman penyayatan pahat
sampai batas ulir yang dikehendaki. Untuk proses ini bentuk mata pahat harus disesuaikan
dengan ukuran ulir sepresisi mungkin, karena penyayatanya hanya menambah
kedalaman dan tidak memperlebar ukuran. Sehingga bila ukuran mata pahat kurang
sesuai hasil dari ulirnya pun tidak presisi.
Silahkan berkomentar dengan bijak serta sesuai dengan topik ConversionConversion EmoticonEmoticon