Pengujian
lengkung merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang dilakukan
terhadap speciment dari bahan baik bahan yang akan digunakan sebagai
konstruksi atau komponen yang akan menerima pembebanan lengkung maupun
proses pelengkungan dalam pembentukan. Pelengkuan (bending) merupakan
proses pembebanan terhadap suatu bahan pada suatu titik ditengah-tengah
dari bahan yang ditahan diatas dua tumpuan. Dengan pembebanan ini bahan
akan mengalami deformasi dengan dua buah gaya yang berlawanan bekerja pada
saat yang bersmaan. Gambar dibawah ini memperlihatkan prilaku bahan uji
selama pembebanan lengkung.
Sebagaimana prilaku bahan terhadap pembebanan, semua
bahan akan mengalami perubahan bentuk (deformasi) secara bertahap
dari elastis menjadi plastis hingga akhirnya mengalami kerusakan
(patah). Dalam proses pembebanan lengkung dimana dua gaya bekerja
dengan jarak tertentu (1/2L) serta arah yang berlawanan bekerja
secara beramaan (lihat gambar 10.32), maka Momen lengkung (Mb) itu
akan bekerja dan ditahan oleh sumbu batang tersebut atau sebagai
momen tahanan lengkung (Wb). Dalam proses pengujian lengkung
yang dilakukan terhadap material sebagai bahan teknik memilki
tujuan pengujian yang berbeda tergantung kebutuhannya. Berdasarkan
kepada kebutuhan tersebut makan pengujian lengkung dibedakan menjadi
2, yakitu :
a. Pengujian
lengkung beban dan
b. Pengujian
lengkung perubahan bentuk.
Pengujian
lengkung beban ialah pengujian lengkung yang bertujuan untuk mengetahui
aspek-aspek kemampuan bahan uji dalam dalam menerima pembebanan lengung,
yakni :
·
Kekuatan atau tegangan lengkung (b)
·
Lenturan atau defleksi (f) Sudut yang terbentuk
oleh lenturan atau sudut defleksi dan
·
Elastisitas (E)
Uji lengkung dilaksanakan untuk memeriksa pipa saluran dan keutuhan mekanis dari material las. Seperti tampak pada Gb. Uji Lengkung 1, ada dua jenis uji lengkung, yaitu: uji lengkung kendali dan uji lengkung gulungan. Pada tiap-tiap jenis uji lengkung itu, sebuah spesimen dalam bentuk dan ukuran tertentu dilengkungkan sampai radius bagian dalam tertentu dan sudut lengkung tertentu, kemudian diperiksa keretakan dan kerusakannya. Uji lengkung pada rigi-rigi las dilakukan untuk menentukan pipa saluran pada daerah pemanasan dan menilai keutuhan mekanis pada daerah pengelasan, dan seringkali digunakan sebagai bagian dari uji kualifikasi juru las. Tabel Uji Lengkung 1 menunjukkan jenis-jenis spesimen yang digunakan untuk uji lengkung dan arah percontohan dari tiap-tiap spesimen. Uji lengkung dapat digolongkan menjadi uji lengkung depan, uji lengkung bawah dan uji lengkung sisi sesuai dengan arah pemberian tekanan pada spesimen, seperti terlihat pada Gb. Uji Lengkung 2
Tabel Uji Lengkung 1
Gb. Uji Lengkung 1
Gb. Uji Lengkung 2
Pengujian Lengkung Pada
Logam Yang Di Las
Ada dua jenis pengujian lengkung pada material ini yaitu
Transversal Bending dan Longitudinal Bending.
1.
Transversal Bending.
Pada
transversal bending ini, pengambilan spesimen tegak lurus dengan arah
pengelasan. Berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian transversal
bending dibagi menjadi tiga :
a. Face Bend (Bending
pada permukaan las)
Dikatakan Face
Bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar
5.1). Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik.
Apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah
di weld metal, HAZ atau di fussion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Gambar 5.1 Face Bend pada transversal Bending
b. Root Bend (Bending pada akar las)
Dikatakan Rote Bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami
tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 5.2). Pengamatan
dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau
tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld metal. HAZ atau di fusion
line (garis perbatasan WM dan HAZ)
Gambar 5.2 Root Bend pada transversal Bending
c. Side Bend ( Bending pada sisi las ).
Dikatakan Side
Bend jika bending dilakukan sehingga sisi las (gambar 5.3). Pengujian ini dilakukan jika ketebalan material yang di las lebih besar
dari 3/8 inchi. Pengamatan dilakukan pada sisi las tersebut, apakah timbul
retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di Weld metal,
HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Gambar 5. 3 Side Bend pada transversal Bending
2.
Longitudinal Bending
Pada longitudinal
bending ini, pengambilan spesimen searah dengan arah pengelasan berdasarkan
arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian longitudinal bending dibagi
menjadi dua :
a. Face Bend (Bending pada permukaan las)
Dikatakan Face
Bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las mengalami tegangan tarik
dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 5.4). Pengamatan dilakukan pada
permukaan las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak.
Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion
line (garis perbatasan WM dan HAZ).
Gambar 5.4 Face
Bend pada longitudinal Bending
b. Root Bend (Bending pada akar las)
Dikatakan Root
Bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami tegangan tarik dan
dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 5.5). Pengamatan dilakukan pada akar
las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul
retak di manakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di fusion line (garis
perbatasan WM dan HAZ).
Gambar 5.5
Root Band pada longitudinal Bending
Silahkan berkomentar dengan bijak serta sesuai dengan topik ConversionConversion EmoticonEmoticon