Osteoporosis
adalah suatu kelainan atau penyakit metabolik tulang yang disebabkan karena
banyak faktor yang ditandai adanya penurunan massa dan mineral tulang
sedemikian rupa sehingga menyebabkan kondisi tulang menjadi rapuh, keropos dan
mudah patah. Penyakit osteoporosis sering disebut sebagai silent disease karena
proses kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita
osteoporosis senilis) dan berlangsung secara progresif selama bertahun tahun
tanpa kita sadari dan tanpa disertai adanya gejala. Gejala-gejala baru timbul
pada tahap osteoporosis lanjut, seperti patah tulang, punggung yang semakin membungkuk,
hilangnya tinggi badan, dan nyeri punggung (Marhenyantoz, 2011).
Osteoporosis
dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain: usia, ras, jenis kelamin, postur
tubuh, dan nutrisi. Salah satu faktor penyebab osteoporosis adalah faktor
nutrisi. Faktor nutrisi berasal dari makanan yang dikonsumsi manusia setiap
hari. Salah satu makanan atau minuman yang dapat menyebabkan osteoporosis
kebanyakan berasal dari hewan, salah satunya susu.
Secara
alamiah yang dimaksud dengan susu adalah hasil pemerahan sapi atau hewan
menyusui lainnya, yang dapat dimakan atau dapat digunakan
sebagai bahan makanan, yang aman dan sehat serta tidak dikurangi
komponen-komponennya atau ditambah bahan-bahan lain. Sebagai bahan makanan atau
minuman susu mempunyai nilai gizi yang tinggi, karena mengandung unsur-unsur
kimia yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein
3,2 gram, lemak 3,5 gram, karbohidrat 4,3 gram, kalium 1.200 mg, kalsium 143
mg, fosfor 694 mg, besi 1,7 mg, vitamin B1 0,03 mg, dan vitamin C sebanyak 1 mg
(AKG UI, 2010).
Kandungan gizi pada komposisi susu memiliki peran
dan keistimewaan masing – masing. Peran kandungan gizi dari setiap komposisi
susu sapi yaitu:
-
Protein
Protein adalah sumber utama dari nitrogen yang merupakan
elemen yang sangat penting dari setiap mahluk hidup. Fungsi utamanya membentuk
jaringan tubuh dengan kandungan asam aminonya. Protein membentuk kehidupan
manusia, protein selalu dihubungkan dengan mahluk hidup dan upaya untuk
mengetahui bagaimana kehidupan bermula dipusatkan pada bagimana protein mulanya
terbentuk.
Protein berperan sebagai struktural yang membangun tubuh
kita. Enzim protein memecah makanan menjadi zat gizi yang dapat digunakan sel.
Sebagai anti bodi, mereka melindugi kita dari penyakit. Hormon peptida membawa
pesan-pesan yang mengkoordinasi pelangsungan aktivitas tubuh dan protein
melakukan lebih banyak lagi, mereka memandu perkembangn kita dimasa kanak-kanak
dan memperhatikan tubuh kita selama masa dewasa. Mereka telah membuat kita
menjadi individu unik sebagaimana kita sekarang.
Kualitas protein didasarkan pada kemampuannya untuk
menyediakan nitrogen dan asam amino bagi pertumbuhan, pertahanan dan
memperbaiki jaringan tubuh. Secara umum kualitas protein tergantung pada dua
karakteristik berikut:
1) Digestibilitas protein (untuk dapat
digunakan oleh tubuh, asam amino harus dilepaskan dari komponen lain makanan
dan dibuat agar dapat diabsorpsi. Jika komponen yang tidak dapat dicerna mencegah
proses ini asam amino yang penting hilang bersama feses.
2) Komposisi asam amino seluruh asam
amino yang digunakan dalam sintesis protein tubuh harus tersedia pada saat yang
sama agar jaringan yang baru dapat terbentuk.dengan demikian makanan harus
menyediakan setiap asam amino dalam jumlah yang mencukupi untuk membentuk asam
amino lain yang dibutuhkan.
Faktor
yang mempengaruhi kebutuhan protein:
- Perkembang jaringan
Periode dimana perkembangn terjadi
dengan cepat seperti pada masa janin dan kehamilan membutuhkan lebih banyak
protein.
- Kualitas protein
Kebutuhan protein dipengaruhi oleh
kualitas protein makanan pola as.aminonya. Tidak ada rekomendasi khusus untuk
orang-orang yang mengonsumsi protein hewani bersama protein nabati. Bagi mereka
yang tidak mengosumsi protein hewani dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi
pangan nabatinya untuk kebutuhan asam amino.
- Digestibilitas protein
Ketersediaan as.amino dipengaruhi
oleh persiapan makanan. Panas menyebabkan ikatan kimia antara gula dan as.amino
yang membentuk ikatan yang tidak dapat dicerna. Digestibitas dan absorpsi
dipengaruhi oleh jarak antara waktu makan, dengan interval yang lebih panjang
akan menurunkan persaingan dari enzim yang tersedia dan tempat absorpsi.
- Kandungan energi dari makanan
Jumlah yang mencukupi dari
karbohidart harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan energi sehingga protein
dapat digunakan hanya untuk pembagunan jaringn. Karbohidarat juga mendukung
sintesis protein dengan merangsang pelepasan insulin.Status kesehatan
Dapat meningkatkan kebutuhan energi karena meningkatnya
katabolisme. Setelah trauma atau operasi as.amino dibutuhkan untuk pembentukan
jaringan, penyembuhan luka dan produksi faktor imunitas untuk melawan infeksi.
-
Fosfor
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh,
yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85% fosfor di dalam tubuh terdapat
sebagai garam kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam
tulang dan gigi yang tidak dapat larut. Hidroksipatit memberi kekuatan dan
kekakuan pada tulang. Fosfor di dalam tulang berada dalam perbandingan 1:2
dengan kalsium. Fosfor selebihnya terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya
di dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari
asam nukleat DNA dan RNA yang terdapat dalam tiap inti sel dan sitoplasma tiap
sel hidup. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen struktural dinding
sel. Sebagai fosfat organik, fosfor memegang peranan penting dalam reaksi yang
berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin
Trifosfat (ATP).
Absorpsi dan Metabolisme Fosfor
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas
di dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat
menyerap 85-90% fosfor berasal dari Air Susu Ibu/ ASI. Sebanyak 65-70% fosfor
berasal dari susu sapi dan 50-70% fosfor berasal dari susunan makanan normal
dapat diabsorpsi oleh anak dan orang dewasa. Bila konsumsi fosfor rendah, taraf
absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Fosfor sebagai bagian dari asam fosfat yang terutama
terdapat di dalam serealia tidak dapat dihidrolisis, oleh karena itu dapat
diabsorpsi. Faktor-faktor makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah
Fe++, Mg++, asam lemak tidak jenuh dan antasid yang mengandung alumunium,
karena membentuk garam yang tidak larut air.
Fungsi Fosfor
1. Fosfor mempunyai berbagai fungsi
dalam tubuh:
Klasifikasi tulang dan gigi. Klasifikasi tulang dan gigi diawali dengan
pengendapan fosfor pada matriks tulang. Kekurangan fosfor menyebabkan
peningkatan enzim fosfatase yang diperlukan untuk melepas fosfor dari jaringan
tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan kalsium terhadap fosfor yang
sesuai untuk pertumbuhan tulang.
2. Mengatur pengalihan energi. Melaui
proses fosforilasi fosfor mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B dalam
pengalihan energi dan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Bila satu
gugus fosfat ditambahkan pada ADP (Adenin Difosfat) maka terbentuk ATP (Adenin
Trifosfat) yang menyimpan energi dalam ikatannya. Bila energi diperlukan, ATP
diubah kembali menjadi ADP. Energi yang mengikat fosfat pada ADP dilepas untuk
keperluan berbagai reaksi di dalam tubuh.
3. Absorpsi dan transportasi zat gizi.
Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat-zat
gizi menyeberangi membran sel atau di dalam aliran darah. Proses ini dinamakan
fosforilasi dan terjadi pada absorpsi di dalam saluran cerna, pelepasan zat
gizi dari aliran darah ke dalam cairan interseluler dan pengalihannya ke dalam
sel. Lemak yang tidak larut dalam air, diangkut di dalam darah dalam bentuk
fosfolipida. Fosfolipida adalah ikatan fosfat dengan molekul lemak, sehingga
lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang dilepas dari simpanan hati atau otot
berada di dalam darah terikat dengan fosfor.
-
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber
energi utama dan sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama,
yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Jenis-jenis karbohidrat sangat
beragam dan mereka dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan susunan
atom-atomnya, panjang/pendeknya rantai serta jenis ikatan akan membedakan
karbohidrat yang satu dengan lain. Dari kompleksitas strukturnya dikenal
kelompok karbohidrat sederhana (seperti monosakarida dan disakarida) dan
karbohidrat dengan struktur yang kompleks atau polisakarida (seperti pati,
glikogen, selulosa dan hemiselulosa). Di samping itu, terdapat oligosakarida
(stakiosa, rafinosa, fruktooligosakarida, galaktooligosakarida) dan dekstrin
yang memiliki rantai monosakarida yang lebih pendek dari polisakarida.
Berdasarkan nilai gizi dan kemampuan saluran pencernaan manusia untuk
mencernanya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat yang dapat
dicerna dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Karbohidrat dari kelompok
yang dapat dicerna, bisa dipecah oleh enzim a-amilase untuk menghasilkan
energi. Monokasarida, disakarida, dekstrin dan pati adalah kelompok karbohidrat
yang dapat dicerna. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna (juga dikelompokkan
sebagai serat makanan/dietary fiber) tidak bisa dipecah oleh enzim a-amilase.
-
Kalsium
Kalsium
merupakan zat yang dibutuhkan sejak bayi hingga usia tua. Jumlah kebutuhan
kalsium dapat dibedakan berdasar jenis kelamin dan usia. Menurut salah satu
dokter ahli gizi, kebutuhan kalsium yag dibutuhkan orang Indonesia rata-rata
adalah 500-800 mg per hari. Pada usia lanjut dan wanita menopause dianjurkan
asupan kalsium per hari adalah 1.000 mg.
Sumber kalsium
terbagi dua, yaitu hewani dan nabati. Bahan makanan hewani yang mengandung
kalsium antara lain adalah Ikan, Udang,susu, kuning telur, dan daging sapi.
Sayangnya, jika dikonsumsi berlebihan bahan hewani ini, terutama daging sapi,
bisa menghambat penyerapan kalsium, karena kadar proteinnya tinggi. Kandungan
proteinnya yang tinggi akan meningkatkan keasaman (pH) darah. Guna menjaga agar
keasaman darah tetap normal, tubuh terpaksa menarik deposit kalsium (yang
bersifat basa) dari tulang, sehingga kepadatan tulang berkurang. Karena itu,
sekalipun kaya kalsium, makanan hewani harus dikonsumsi secukupnya saja. Jika
berlebihan, justru dapat menggerogoti tabungan kalsium dan mempermudah
terjadinya keropos tulang.
Bahan makanan yang mengandung kalsium nabati bisa diperoleh dari
sayuran daun hijau seperti sawi, bayam, brokoli,daun pepaya,daun singkong, daun
labu. Selain itu biji-bijian(kenari, wijen, almond) dan kacang-kacangan serta
hasil olahannya (kedelai, kacang merah, kacang polo, tempe, tahu).
Susu makanan atau
minuman yang memiliki gizi lengkap. Bila dikonsumsi secar berlebihan akan
terjadi penumpukan senyawa dalam tubuh manusia seperti asam amino yang
diperoleh dari protein dalam susu, fosfor, dan kalsium. Alasan utama susu
menjadi penyebab osteoporosis adalah kandungan protein dan fosfor yang cukup
tinggi. Bila susu dikonsumsi secara berlebihan akan menimbulkan efek samping
yang berujung pada osteoporosis dari setiap senyawa tersebut. Berikut ini
mekanisme minum susu berlebih dapat menyebabkan osteoporosis yaitu:
I.
Pengaruh dari kelebihan protein menyebabkan pH darah dibawah 7,0
yang mengakibatkan darah menjadi asam dan harus dinetralisir oleh kalsium.
Susu
merupakan salah satu makanan pembentuk asam dalam tubuh. Hal tersebut
disebabkan tingginya protein yang terkandung dalam susu. Kelebihan protein
menyebabkan tubuh menerima banyak asam amino yang berasal dari protein.
Kelebihan asam amino dalam tubuh mengakibatkan pH darah menjadi asam. Keadaan ph darah di
bawah 7,0 adalah asam atau biasa disebut asidosis. Asidosis memicu tubuh kita
agar melakukan homeostasis. Tubuh berusaha melakukan homeostasis dengan
cara menetralisir pH darah yang asam sehingga kembali ke pH yang normal
yaitu 7,35.
Menurut Elkaim Yuri (2008) bahwa pada saat
darah menjadi terlalu asam, tubuh akan melakukan homeostasis dengan cara
menetralkan melalui penggunaan senyawa penyangga seperti natrium bikarbonat. Namun, asidosis dapat
menghabiskan senyawa penyangga basa alami dari waktu ke waktu, menyebabkan
melemahnya dan kerusakan sel, dan sebagian besar fungsi tubuh.
Setelah
senyawa penyangga basa awal telah habis, tubuh akan mulai mengambil seyawa yang
bersifat basa yaitu kalsium. Kalsium
diambil dari tulang dan gigi untuk menetralkan asam dalam darah. Pengambilan
kalsium ini disebabkan oleh adanya sekresi hormon PTH yang merangsang
terbentuknya sel osteoklas yang berguna untuk proses reabsorpsi tulang. Sehingga
mengakibatkan kepadatan tulang berkurang atau biasa kita kenal dengan istilah
osteoporosis (AKG UI, 2010).
II.
Keseimbangan kadar fosfor dan kalsium dalam darah.
Kadar
fosfor dalam susu tergolong tinggi. jika susu dikonsumsi secara berlebih dapat
menyebabkan kadar fosfor dalam darah meningkat. Dengan meningkatnya kadar
fosfor dalam darah, tubuh akan melakukan homeostasis untuk menjaga agar kadar
kalsium dan fosfor tetap pada ratio perbandingan 1:1 dan 1:2. Tubuh melakukan
homeostasi dengan cara mengambil kalsium dari gigi dan tulang untuk
menyeimbangkan kadar kalsium dan fosfor pada darah. Jika tubuh kelebihan dua
senyawa tersebut, maka fosfor dan kalsium dalam darah akan bersenyawa membentuk
kalsium fosfat. Tubuh tidak dapat menyerap kalsium fosfat, maka senyawa itu
harus dikeluarkan. Kalsium fosfat dikeluarkan oleh ginjal melalui urine. Semakin banyak kalsium yang diambil
dari tulang dan dibuang oleh ginjal melalui urine akan mengurangi kepadatan
tulang atau disebut osteoporosis (Amrulloh,
2009).
Silahkan berkomentar dengan bijak serta sesuai dengan topik ConversionConversion EmoticonEmoticon